Ilustrasi BERITA LIMA
JAKARTA - Banyaknya kader partai politik yang saat ini tengah berurusan dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), lantaran terjerat kasus korupsi, memberi keuntungan untuk Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), pada Pemilu Legislatif (Pileg).
Hasil survei yang dirilis Pusat Penelitian Politik Lembaga Pengetahuan Indonesia (LIPI) tentang 'Partisipasi Politik dan Perilaku Memilih Menjelang Pemilu 2014', menyebutkan posisi partai berlambang kepala banteng moncong putih itu dalam Pemilu Legislatif berada diurutan pertama dengan pemilih terbanyak mencapai 14,9 persen. Disusul oleh Golkar 14,5 persen, dan Demokrat 11,1 persen.
Kemudian, untuk Gerindra 7,4 persen, PKB 5,6 persen, PPP 2,9 persen, Nasdem 2,2 persen, PKS 2,6 persen, PAN 2,5 persen, Hanura 1,9 persen, PBB 0,6 persen, dan PKPI 0,3 persen. Sedangkan yang tidak jawab 31,1 persen.
'PDIP dan Golkar bisa dikatakan masih berimbang. PKB yang tidak terlalu mengemuka, tetapi dari hasil survei ini cukup menimbulkan kejutan dengan perolehan ini. Tapi ini namanya politik bisa saja berubah tergantung konstelasi politiknya nanti,' kata kordintor survei, Wawan Ichwanuddin di kantor LIPI, Jakarta, Kamis (27/6/2013).
Terkait kemungkinan perubahan pilihan itu, LIPI juga melansir kemantapan pemilih dalam memilih partai dalam surveinya, dengan hasil sudah mantap sebesar 34 persen, masih mungkin berubah 31 persen, dan tidak jawab 35 persen.
Sementara itu, ditambahkan pembicara Syamsuddin Haris di Pusat Penelitian LIPI, mengatakan, fenomena ini terjadi karena berbagai kasus dugaan korupsi dan suap yang melibatkan berbagai elit partai-partai besar di Indonesia.
'Fenomena suap itu mempengaruhi, tapi tidak lebih walaupun ada yang loyal juga, seperti tadi data loyalitas masa pendukung itu cukup tinggi di PDIP,' tukasnya. (ydh)
Belum ada komentar untuk "Korupsi Mendera Partai Lain, PDIP Diuntungkan di Pileg"
Post a Comment